 |
| Menunda Punya Anak Dapat Beresiko Makara Tidak Subur |
Menunda mempunyai momongan memang hak masing-masing pasangan. Namun, dokter seorang andal obstetri dan ginekologi menyarankan biar jangan terlalu lama. Sebab, semakin usang pasangan menunda kehadiran anak, semakin besar pula risiko mengalami ketidaksuburan.
"Idealnya, perempuan menghasilkan sel telur sebanyak 700 ribu seumur hidupnya. Jumlah ini tidak akan bertambah, melainkan berkurang sampai perempuan mencapai masa menopause," kata Beeleoni kepada di Jakarta beberapa waktu lalu
Dalam satu bulan, sebanyak seribu sel akan terbuang sia-sia bila tidak dibuahi sperma. Sementara, perempuan mengalami menopause di sekitar usia 50 tahun. Berbeda dengan sel telur, sperma sanggup beregenerasi setiap tiga bulan sekali.
Kesempatan terbesar perempuan untuk hamil ada pada 6 bulan pertama pernikahan, yakni sebesar 30 persen.
"Bagi wanita, time is ticking. Wanita usia 35 tahun ke atas harus lebih waspada. Menurunya jumlah sel telur juga semakin dipercepat dengan rokok, alkohol dan kurangnya nutrisi," ujarnya.
Hingga dikala ini, belum ada solusi untuk menambah jumlah sel telur. Satu-satunya cara menunda kehamilan paling kondusif ialah dengan preservasi atau pembekuan sel telur.
Sel telur akan disimpan dan dibekukan di dalam ruangan bersuhu rendah. Wanita yang belum ingin hamil sanggup membekukan sel telurnya terlebih dahulu untuk dipakai di kemudian hari. Jika pada suatu dikala nanti perempuan mengalami persoalan reproduksi, ia tidak perlu khawatir dikarenakan telah mempunyai cadangan sel telur yang masih sehat.
Harga kegiatan preservasi sel telur dibanderol seharga Rp5 juta untuk biaya awal. Kemudian, ada biaya komplemen sebesar Rp 2 juta per 3 bulan.
0 Response to "Menunda Punya Anak Sanggup Beresiko Jadi Tidak Subur"
Posting Komentar