Dongeng-dongeng perihal puteri yang disajikan untuk anak memang tak salah. Tak ada salahnya juga memperbolehkan anak menyukai dongeng mengenai puteri-puteri yang cantik, tinggal di istana dengan segala kemewahannya. Apalagi anak perempuan, niscaya sangat senang dengan cerita-cerita menyerupai ini.
 |
| Jangan biasakan panggil anak "Princess" / Gambar via distractify.com |
Kenapa dilarang memanggil anak dengan sebutan princess?
Bukan alasannya risih dikala anak meminta dipanggil princess, tapi ada baiknya orang renta membatasi kegemaran anak terhadap cerita-cerita dongeng. Dengan terlalu mendalami huruf dongeng, anak jadi terbiasa dengan kehidupan dongeng dan membayangkan bahwa kehidupan itu indah menyerupai di dalam dongeng.
Padahal kenyataannya, hidup ini dihadapkan pada kesulitan dan kebahagiaan. Di dalam dongeng, selalu ditampilkan simpulan dongeng yang happy ending, nyatanya tetap ada kesedihan. Dengan percaya sepenuhnya pada dongeng dongeng, anak akan terbiasa meminta dan menganggap bahwa keinginannya selalu akan dipenuhi.
Sebagai orang tua, dampingi anak dikala menonton dan beri pengertian bahwa tak selamanya hidup itu menyerupai dalam dongeng. Tak semua hal yang ia inginkan dapat terwujud, dan tentu saja ada pahit manis kehidupan yang akan dialami.
Oleh alasannya itu, beri pengalaman banyak pada anak. Kenalkan anak pada permainan-permainan yang nyata, menyerupai lompat tali, petak umpet, memanjat pohon, dan permainan yang mengasah otak serta fisik anak.
Dengan begitu, anak jadi semakin tahu adanya kehidupan positif yang tidak menyerupai pada dongeng dongeng. Bercerita kepada anak mengenai problem yang dihadapi keluarga tidak ada salahnya. Misalnya dikala paman sedang sakit, katakan pada anak bahwa kita sebagai saudara harus membantu merawatnya dan memberi semangat semoga ia cepat sembuh.
Semoga artikel ini bermanfaat!
0 Response to "Stop Memanggil Anak Dengan Sebutan Princess Atau Kisah Puteri Lainnya!"
Posting Komentar